Liburan ke Singapura Bersama Si Kecil

Hari pertama kami tiba di Singapura pukul 11.00 pagi, semua penumpang pesawat yang kami gunakan sudah menuju ke pemeriksaan imigrasi menggunakan train, namun berbeda dengan kami karena tujuan pertama kami adalah nursery room hehehe, begitu turun pesawat baby A poop sehingga harus segera mengganti diaper setelah itu baru deh kami menuju ke pemeriksaan imigrasi. Di blog sebelumnya saya sempat menceritakan insiden stroller nah niat saya di saat menggantikan diaper baby A saya ingin memandikan sekalian karena ternyata di nursery room terdapat air panas, jadi saya mandikan saja menggunakan washlap agar badannya lebih segar. Sesampainya kami di imigrasi ternyata sudah sepi wahh berarti cukup lama juga ya kegiatan di nursery room hehehe. Selain imigrasi sudah sepi ternyata di tempat pengambilan bagasi sudah tinggal koper kami saja yang tersisa , benar-benar koper milik kami, lalu kami teringat sesuatu sebelum meninggalkan tempat pengambilan bagasi. Ya Ampun strollernya hampir ketinggalan lagi hahaha, duhh jangan sampai insiden tertinggalnya stroller keulang lagi.
Tujuan pertama setelah selesai urusan di airport kami menuju ke hotel untuk beristirahat dan mencari makan siang, tapi namanya juga seorang ibu yang ingat anak bayinya belum mandi jadinya sampai di hotel ya mempersiapkan baby A untuk mandi, istirahatnya nanti dulu yang penting anak bisa istirahat dengan badan yang segar. Selama saya memandikan baby A saya curiga suami saya sudah tertidur pulas karena suasana kamar mendadak sepi. Benar saja dia sudah berada di alam mimpinya yang indah, padahal setelah baby A mandi kami berniat untuk makan siang dulu di sekitar hotel. Karena saya sudah kelaparan jadilah saya bawa baby A yang sudah wangi itu keluar sebentar untuk mencari cemilan, kebetulan persis di seberang hotel ada seven-eleven dan food republic.
Hari sudah menjelang sore, sekitar pukul empat kami memulai perjalanan kami. Salah satu tempat yang akan kami kunjungi pertama kali adalah rumah makan karena sudah sangat kelaparan. Ternyata beberapa meter di sebelah hotel terdapat rumah makan melayu yang cukup laris, enak, porsi besar dan murah pastinya, jadilah kami memilih rumah makan ini untuk pilihan makan siang atau makan malam kami di hari-hari berikutnya. Nama rumah makan ini adalah PU3, berada di Bencoolen Street, cukup mengeluarkan 4$ saja bisa makan berdua dengan satu gelas besar teh-O atau lazimnya adalah teh manis. Setelah kenyang kami melangkah kan kaki kami ke stasiun MRT untuk menuju Garden By The Bay. Jalan-jalan sore di Garden By the Bay sungguh menyenangkan, menikmati angin sore yang sepoi-sepoi sambil melihat-lihat pemandangan Singapura dari atas Supertree Grove, mengabadikan momen indah bertiga, dan makan es krim sambil duduk-duduk di sekitar taman. Tidak berlama-lama kami di sana dan kami menginggalkan GBTB lalu menuju ke Marina Bay Sands Hotel bersantai menikmati sunset dari The Infinity Pool yang terletak di lantai 57. Perut kami mulai terasa lapar lalu kami memilih menuju Orchard Road untuk mencari makan malam dan kembali ke hotel .
Hari kedua, saya dan suami menyempatkan waktu untuk meeting bersama toko musik di sana, maklum hidup kami tergantung dari penjualan alat musik yang kami buat jadi kalau kami pergi ke suatu daerah diusahakan sekalian mencari peluang toko baru di daerah itu hehehe. Sebelumnya kami ingin menikmati suasana pagi dulu di Merlion namun ketika selangkah lagi kami bisa sampai di sana ternyata hujan sangat deras dan kami memilih untuk sarapan yang kedua kali di Hitachi Tower. Kenapa kami memilih ke Merlion di pagi hari karena Merlion itu berada di outdoor dan akan sangat panas jika siang hari, kasian si kecil kalau terlalu panas meskipun akhirnya menjelang jam makan siang kami baru bisa ke Merlion. Beruntungnya kami tiba di sana setelah hujan reda jadi tidak panas dehh tapi baby A malah bobok. Sore hari setelah seluruh kegiatan meeting selesai kami menuju ke Mustafa Centre untuk membeli oleh-oleh. Sepertinya Mustafa Centre ini merupakan tujuan semua wisatawan Indonesia untuk membeli oleh-oleh, karena di sana isinya rata-rata orang Indonesia. Malam harinya suami saya ingin sekali membeli alat musik cajon di salah satu pusat penjualan alat musik di Singapura, Excelsior Shopping Centre. Meskipun badan terasa lelah kalau hal yang diingkan terpenuhi rasa capek hilang yaa hehehe. Hari semakin malam dan kami harus segera kembali hotel, kasian baby A kalau terkena angin malam terlalu lama lalu kami menuju ke MRT. Liburan ke Singapura untuk saya dan suami bukan yang pertama kalinya tapi tetap ada saja nyasarnya, jadi MRT yang paling dekat dengan hotel kami adalah Bras Basah MRT, untuk keluar dari stasiun tidak ada lift terdekat di sana harus melalui Singapore Management University (SMU), akhirnya kami mengikuti petunjuk arah lift dan kami pun tersasar! kami tidak menemukan lift itu yang ada tidak bisa keluar karena lift yang kami tuju harus menggunakan kode, bah! kami berputar-putar di sana sambil dilihatin oleh para mahasiswa yang sedang berlatih K-pop dance, mungkin mereka juga heran ngapain lagi ada orang asing malam-malam keliling kampus bawa-bawa stroller hahahha. Syukurnya kami menemukan seorang dosen SMU dan dia mau membantu kami untuk keluar ke Bras Basah Street , Thank you, sir!
Tapiiii, ketika sampai di luar kami tidak langsung menemukan yang kami tuju, akhirnya kami menggunakan Google maps dan berjalan kaki sekitar 15menit, jauh yaaaa. Besok-besok ngga akan deh keluar lewat lift yang berada di SMU itu lagi lebih baik pakai eskalator saja meski agak repot!
Dannn ini lah hari yang ditunggu-tunggu, Sentosa Island dan S.E.A Aquarium. Niat kami ke Sentosa Island memang hanya ke S.E.A Aquarium saja karena baby A belum banyak mengerti kalau dibawa misal ke Universal Studio, yang ada kalau Ke Universal Studio saya dan suami naik wahananya gantian karena harus menjaga si baby, jadi Universal Studio kami coret dari list. Tempat lainnya juga banyak yang menarik seperti Trick Eye museum, Madam Tussaud, Mosh, Sentosa 4D, dll namun ya berhubung membawa anak bayi dia juga belum bisa menikmati maka kami pilih hanya mengunjungi S.E.A Aquarium saja. Awalnya kami ragu apakah anak kami akan menyukai ikan-ikan, tidur, atau bahkan malah takut ketika di dalam karena suasana biru laut yang gelap dan banyak ikan besar-besar di sekelilingnya, maka kami tidak membeli tiket terlebih dahulu, hanya membeli tiket Sentosa Express saja. Ketika sudah berada di depan pintu masuk aquarim kebetulan baby A bangun dan kami juga penasaran karena pastinya akan jauh lebih bagus dari Sea World hehehe, akhirnya kami memilih untuk membeli tiket langsung dan explore the Asia's maritime heritage bersama si kecil, bismillah!
Ternyata baby A sangat menyukai suasana di dalam aquarium, dia sama sekali tidak takut atau pun merasa asing, bahkan dia tertawa bahagia dan menyukai ikan-ikan yang dilihatnya. Niat saya membawa baby A ke aquarium untuk menstimulasi matanya, karena akan banyak ikan yang berwarna warni, besar dan kecil, pastinya semua bergerak-gerak, menurut saya tempat ini lah yang paling pas untuk membawa anak bayi dibawah 6 bulan berlibur di Sentosa Island. Selain itu, saya juga ingin baby A mengenal laut dari dia kecil, saya sangat menyukai suasana pantai dan laut. Saya suka berenang dan saya ingin nanti kalau baby A sudah besar dia akan ikut saya kemana saja, berenang di laut, snorkeling, diving, memegang ikan langsung di habitatnya. Semoga kalau dia sudah besar sejalan dengan kesenangan saya heheheh, jalan-jalan!
Keesokan harinya kami harus kembali ke Jakarta karena sudah banyak klien-klien yang memanggil-manggil kami untuk kembali berjualan. Nah, berhubung bawaan kami banyak, tepatnya kami juga membawa beberapa cajon serta stroller kami kembali bingung akan naik apa menuju ke airport, akan sangat repot jika harus naik MRT dengan bawaan yang banyak dan juga tidak mungkin menggunakan taksi biasa karena bagasinya tidak akan muat. Hal ini juga yang membuat kami bingung ketika baru saja tiba di Changi Airport, bagaimana cara membawa barang-barang ini menuju ke hotel. Syukurlah, ketika di airport ataupun di hotel kami dibantu oleh petugas di sana untuk menggunakan taksi yang besar. Pertama kalinya liburan ke Singpura menggunakan taksi Velfire, kami deg-degan juga berapa biaya yang dikeluarkan untuk membayar argonya. Ternyata sangatlah worth it dengan bawaan kami yang segambreng namun semua terangkut. Dari bandara ke hotel total argonya sekitar 29$. Begitu juga ketika kami menuju ke bandara dari hotel menggunakan taksi besar juga, namun lebih mahal karena harus memesan, biayanya 55$ nett! mahal ya wkwkwk.
Nah sampai juga kami di bandara dan bersiap untuk pulang, tidak lupa membeli coklat tambahan karena merasa kurang belanja di Mustafa hahahha. Oiya saya sangat jarang ke Mustofa beli oleh-oleh paling satu dua saja untuk orang terdekat, sisanya ya buat sendiri donggggg, salah dua yang wajib dibeli adalah Mars dan Twix! di Jakarta sangat jarang sekali ditemui. Oiya, selama di Singpura saya selalu membeli Singpore Tourist Pass (STP). STP ini sangat membantu sekali untuk para wisatawan yang berlibur tidak lebih dari 7 hari. STP dapat digunakan untuk MRT, LRT, dan Bus. Hargnya 30$, deposit 10$ nanti setelah mau pulang bisa di refund. STP ini bisa dibeli di Stasiun MRT Changi, berhubung kali ini tidak menggunakan MRT untuk menuju hotel jadi kami membeli di bandaranya langsung dan ternyata hanya menjual STP + . Harganya lebih mahal dan tidak bisa direfund namun sangatlah worth it menurut kami, terdapat beberapa free makanan yang bisa kami tukarkan di Orchard road dan Vivo City. Selama di Sentosa kami tidak membeli makan untuk makan siang lho hanya menukarkan voucher tersebut, lumayan dapat 4 pizza dan 3 nasi lemak beserta minumannya, kenyangggg! hehehe.
Singapore Tourist Pass Plus (38$ per 3days) Singapore Tourist Pass (30$ per 3days)
Berakhirlah sudah liburan kami dan cerita liburan bersama si kecil. Tidak banyak yang dikunjungi tetapi puas dan sangat menikmati, si kecil enjoy dan tidak terlalu capek, pastinya kami sangat merindukan liburan kembali di lain waktu. Menurut saya liburan membawa anak bayi itu tidak lah repot asal kita mau repot, semua akan berjalan dengan smooth, yang penting ikhlas. Tidak perlu ngoyo dan kecewa karena banyak tempat tidak bisa dikunjugi karena harus memikirkan kondisi anak. Tidak bisa nongkrong-nongkrong malam di cafe atau Clarke Quay, tidak bisa belanja-belanja ke pasar Bugis karena lumayan panas dan ramai, dan sebagainya. Namun, membawa bayi liburan itu sangatlah menguntungkan bagi saya, semua orang mendahulukan kami, memberi senyuman kepada kami dan juga pastinya si kecil, para petugas melayani kami lebih ramah, dan perjalanan lebih cepat atau tidak terlalu lelah karena harus menggunakan lift yang cukup memotong jalan dari satu platform ke platform lain di setiap MRT.
"Aluna cepat besar ya, kita berdoa supaya bisa lihat dunia bersama mama dan ayah"
Comments
Post a Comment