Membagi Waktu Bekerja dan Mengurus Anak
Meskipun di rumah saja, saya sendiri terkadang tidak sempat untuk membereskan rumah atau memasak untuk seluruh penghuni rumah. Beruntungnya ada eyangnya Aluna yang bersedia memasak dan menjaga Aluna ketika saya harus menyelesaikan pekerjaan, selain itu ada juga Mpok Mae yang membantu menyuci dan menyetrika baju. Walaupun saya bekerja di rumah tetapi setiap hari saya jarang memiliki waktu kosong untuk berleha-leha apalagi jika sedang banyaknya orderan. Dari bangun tidur hingga tidur lagi saya isi dengan mengurus Aluna dan bekerja.
Pagi hari saya usahakan bangun lebih awal sebelum Aluna bangun, setelah itu menyiapkan sarapan untuknya, menyuapi, dan memandikan. Tepat pukul 9 pagi saya titipkan Aluna di eyangnya dan saya mulai berkutat dengan komputer serta chat-chat WhatsApp dari para klien. Menjelang jam makan siang saya juga beristirahat, kalau sempat saya makan siang terlebih dahulu tapi biasanya saya akan menyiapkan makan siang untuk Aluna, menyuapi baru saya bisa makan siang. Kalau pekerjaan tidak terlalu banyak saya masih bisa menidurkan Aluna atau mengajaknya bermain sebentar setelah itu lanjut lagi bekerja. Pukul empat sore waktunya Aluna mandi, memberikan dia finger food atau jus buah, membuatkan makan malam dan saya membatasi pekerjaan saya sebisa mungkin agar sudah selesai dan waktunya quality time dengan Aluna.
Terlihatnya pekerjaan saya santai dan saya bisa berkonsentrasi selama bekerja, yaa kalau Aluna tidak rewel dan masih bisa dihandle oleh eyangnya, jika dia sudah ngantuk lalu ingin minum ASI dan rewel ya saya harus berhenti sejenak atau sambil menyusui dan tangan kanan tetap menari-nari di atas keyboard komputer. Rasanya repot sekali, iyaa sangat repot tapi saya tetap jalani. Ada kalanya saya dalam satu hari tidak bisa bekerja sama sekali atau mengganti waktu bekerja di sore bahkan malam hari ketika sudah ada yang bisa menjaga Aluna. Terkadang ibu saya harus fisioterapi atau ada keperluan untuk pergi sebentar ya saya akan menjaga Aluna selama eyangnya pergi. Di saat Aluna tidur saya mencuri-curi waktu untuk bekerja sebentar sampai dia bangun atau sampai waktunya menyiapkan makan untuknya.
Saya sangat menikmati dengan kondisi seperti ini, bekerja dan juga tetap bisa mengasuh anak tanpa perlu babysitter (kebetulan juga karena ada eyangnya). Terkadang saya dan suami juga sangat menikmati ketika harus bekerja di luar rumah, misal meeting informal dengan vendor atau klien (biasanya teman sendiri) dan kami dapat mengajak Aluna atau ketika suami saya sedang suntuk dan ingin bekerja di coffee shop biasanya dia akan mengajak saya dan Aluna. Pernah juga ketika harus foto produk dari pagi sampai sore saya memilih untuk mengajak Aluna. TIdak hanya di dalam kota, ketika harus bekerja ke luar negri pun tetap saya ajak (baca : business-trip-bersama-baby). Rasanya bekerja dan ditemani oleh sang buah hati itu menyenangkan, mengurangi rasa lelah namun sedikit repot hehehe. Tapiiiii prinsip saya kalau orang tua mau direpotkan maka semua akan berjalan dengan baik.
Saya cukup salut dengan para ibu yang bekerja di kantor. Harus bangun sangat pagi dan tidur sangat larut karena harus mengurus anaknya, belum lagi ditambah kemacetan di ibu kota ini. Saya juga salut dengan para ibu rumah tangga yang harus bekerja di rumah seperti memasak, membereskan rumah, mengasuh anak, dll. Setiap ibu setiap pilihannya pasti memliki kerepotannya masing-masing dan setiap ibu pasti akan ikhlas dengan pilihannya, bekerja di rumah, di kantor, atau pun menjadi ibu rumah tangga.
Mari tentukan pilihan untuk kebaikan masa depan anak-anak kita..
Comments
Post a Comment