Aluna, anak pertamaku..
Malam itu aku tidak biasanya merasa gelisah saat suamiku belum kunjung pulang, sudah pukul sebelas malam dia masih harus menempuh perjalanan dari kantornya menuju rumah. Aku tidak menunjukan rasa gelisah itu pada suamiku, tapi ku coba untuk menenangkan diri bermain dengan kucing kesayanganku. Pukul setengah dua belas malam aku terasa ingin buang air kecil, perutku mengeras seperti biasa karena bayi dalam kandungan ku sangat aktif, lalu aku beranjak ke kamar mandi. Begitu selesai buang air aku mendengar suara pagar terbuka dan ku lihat mobil suamiku telah datang, akupun bergegas keluar membantunya memarkirkan mobil. Sempat ku lihat dua kucing jalanan yang selalu menjadi langganan untuk diberi makan malam dan saat itu mereka menagih, baiklah aku akan kembali beberapa saat kemudian untuk memberi mereka makan.
Mobil sudah terparkir dengan rapi, barang-barang sudah diturunkan, kucing sudah kenyang, aku dan suami pun menuju kamar. Tiba-tiba tepat di depan kamar aku merasa kaget ada cairan yang merembes di celana ku, bening dan tanpa bau. Bergegas aku panggil kedua orang tuaku dan mereka mulai membantu menggantikan celana dan tanpa pikir panjang untuk segera beranjak ke rumah sakit. Akupun pasrah...
Tibalah aku di UGD rumah sakit yang berada di jalan Jend. Sudirman, para perawat bergegas melayani ku dengan cepat lalu mengecek keseluruhannya. Ternyata aku sudah memasuki pembukaan keempat dan perut mulai terasa mulas. Mereka segera membawa ku ke ruang bersalin, menghubungi dokter kandunganku, lalu melakukan banyak hal sesuai perintah dokter. Detak jantung anak dalam kandungan ku direkam, hasilnya bagus tapi ada hal lain yang membuat dokter tak berani ambil risiko. Bayiku terlilit tali pusar sebanyak dua kali dan membuat detak jantungnya lemah ketika aku mengejan. Dokter pun meminta izin untuk dilakukan operasi by phone. Aku pasrah, suamiku pasrah. Saat itu aku merasa sangat lemah, shock, dan pikiran ku kemana-mana. Aku masih belum rela untuk dioperasi.
Para perawat menyiapkan semuanya dengan cepat dan tepat, akupun segera dibawa ke ruang operasi pada pukul setengah dua pagi. Sesaat sebelum masuk ruang operasi, suamiku diizinkan untuk bertemu dengan ku untuk menenangkan namun aku hanya bisa menangis dan masih tak menyangka aku tidak bisa melahirkan dengan normal. Aku pasrah..
Semua proses operasi berjalan dengan baik, setengah badanku dibius dan aku tidak bisa melihat prosesnya karena ditutup tirai hijau. Sesaat kemudian aku mendengar suara bayi mungil menangis dengan kencang pada pukul 02.07 Wib. Aku menjadi seorang ibu..
Aluna, aku beri dia nama. Bayi perempuan mungil dan cantik yang lahir pada tanggal 24 Desember 2016. Razka Aluna Pratama yang memiliki arti keturunan pertama pembawa rezeki. Semoga nama mu kelak menjadi benar-benar pembawa rezeki untuk dirimu, kedua orang tuamu, dan keluargamu. Selamat datang Nak di kehidupan ini..
Comments
Post a Comment