Setahun lalu kamu lahir dengan berbagai cerita, Aluna.
Sungguh tak terasa 4 hari lagi Aluna memasuki usia 1 tahun. Momen yang saya tunggu-tunggu melihat tawa riang bahagia dan senyum dari bibirnya ketika kami mengeluarkan kue ulang tahun untuknya. Sesuatu yang saya nantikan juga ingin sekali bercerita bagaimana perjalanan saya melahirkan dia.
Waktu itu, sesuatu hal yang terus teringat di benak saya adalah satu minggu sebelum melahirkan saya mengalami ambeien yang dikarenakan tekanan dari si janin di dalam rahim. Malam itu saya janjian makan malam bersama dua sahabat saya, sudah terasa kurang nyaman dan membuat saya tidak betah berlama-lama duduk. Dari situ lah semua dimulai, rasa nyeri itu terasa selama dua hari kedepan dan saya tidak bisa tidur sampai menjelang subuh, segala cara alami saya coba namun tak membantu meringankan. Akhirnya di hari ketiga saya tidak tahan dan memilih untuk ke dokter saja. Ketika sampai di ruang praktik dokter saya sangat kaget karena panties saya sudah penuh darah, untungnya sudah berada di ruang praktik dokter sehingga tidak membuat saya terlalu panik. Dokter memberikan obat dan salep untuk beberapa hari kedepan dan berhasil membuat saya bisa lebih nyaman meskipun tetap tidak bisa tidur nyenyak hingga hari keempat.
Pada hari kelima, saya diminta untuk datang kembali ke dokter SPOG untuk kontrol mingguan serta ambeien saya. Dari dua minggu sebelum hari itu, hasil USG bahwa bayinya terlilit 2x dan saya diminta untuk senam hamil dan sebagainya serta berharap si bayi akan terbebas dari lilitan, namun ternyata nihil Aluna tetap asik dengan dua tali yang melilit badanya. Karena dokter melihat tali lilitan itu berada di bagian leher maka dokter menyarankan untuk cek CTG atau detak jantung janin selain itu saya juga merasa kurangnya gerakan pada janin yang biasanya aktif sekali namun dua hari belakangan tidak begitu aktif. Akhirnya saya menuju ke ruang persalinan agar dilakukan tes CTG sekalian lihat-lihat suasana ruang persalinan normal hehehe. Hasil dari CTG hari itu cukup baik detak jantung janin tidak terlalu lemah meski terlilit, namun jika terjadi kontraksi dan si bayi masih terlilit maka saya wajib untuk tes CTG lagi.
Hari itu hari yang sangat memorable bagi saya, 23 Desember 2016. Setelah pulang dari rumah sakit ibu saya minta agar saya langsung pulang karena saya pergi sendirian tanpa didampingi suami. Namun karena kesibukan suami yang tidak bisa ditunda saya diminta tolong untuk membeli hampers yang akan dikirimkan ke klien-klien suami saya, akhirnya saya menuju ke Kota Kasablanka. Hari itu juga entah kenapa saya ingin sekali mempunyai waktu untuk 'me-time'. Saya menuju ke Bakerzin, cafe favorit saya dan memesan apapun yang ingin saya makan tanpa mempedulikan harga list makanan. Saya ingin makan enak dan tanpa pusing memikirkan billnya. Akhirnya salah satunya saya memesan affogato. Setelah selesai makan saya sempatkan sebentar melihat-melihat baju bayi di h&m sambil berjalan-jalan agar kepala si janin bisa masuk ke bagian tulang pinggul serta memperlancar proses kelahiran normal nantinya. Selesai meraskan 'me-time' saya pun pulang dengan bawaan yang terbilang berat untuk ibu hamil. Namun saya bawa santai saja insyallah aman dan terkendali.
Malam itu hari Jumat tanggal 23 Desember 2016 saya merasakan perut yang cukup kencang namun saya tidak berfikir itu tanda-tanda akan melahirkan karena hari-hari sebelumnya hal ini kerap terjadi. Saya menonton tv dengan santai sambil memeluk kucing kesayangan saya. Saat itu juga saya sebenarnya sedikit gelisah karena suami saya belum juga pulang dari tempat kerja namun saya berusaha untuk tenang yang penting tetap berkabar melalui WA. Pukul setengah 12 malam saya terasa ingin kencing lalu saya menuju ke kamar mandi. Ketika keluar kamar mandi rupanya suami saya sudah sampai dan sedang membuka pagar, maka saya keluar untuk membantu dia sambil memberi makan kucing-kucing liar di depan rumah. Setelah mobil terparkir dengan rapi, kucing-kucing sudah mendapatkan jatah makan malam yang cukup kami berdua masuk kerumah. Beberapa langkah sebelum memasuki kamar tiba-tiba ada cairan yang keluar sehingga membasahi celana saya, warnanya bening dan tidak berbau. Air kencing? Bukan. Soalnya saya tidak merasakan kebelet atau apapun, hanya seperti air yang keluar begitu saja dari vagina saya. Disitulah semua dimulai...
Suami saya membangunkan orang tua saya dan menceritakan kronologisnya, akhirnya saya diminta untuk segera masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju rumah sakit. Oiya, saat itu perut saya tidak sama sekali sakit atau mules. Hanya saya merasa tegang dan kaku karena apa yang terjadi dengan diri saya? Saya berfikir apakah saya akan melahirkan malam ini juga? Tapikan jadwalnya masih 2minggu lagi karena hari itu baru memasuki minggu ke 37. Pikiran saya sudah aneh-aneh antara belum siap atau saya harus bagaimana, saya tidak bisa berfikir jernih, hanya kaku dan tegang. Akhirnya saya mencoba menghubungi dokter Nonny dan beliau meminta saya bergegas ke rumah sakit.
Begitu sampai di UGD saya merasakan ada cairan lagi yang cukup banyak keluar mengalir begitu saja kali ini disertai rasa mules. Setelah saya menyelesaikan admin dan berkata iya ini bayarnya pribadi ngga pake asuransi segala para perawat langsung bergerak sigap hap hap hap tanpa diminta :D. Segala prosedur pengecekan kandungan dan lain lain dilakukan dengan teliti dannnnn ternyata saya sudah memasuki pembukaan 4,5. Laluuuuu saya makin degdegan dan semakin takut, tegang, ngga karuan , saya belum siap melahirkannnnnnn. Saya diminta untuk langsung masuk ke ruang persalinan normal dan para bidan serta perawat menghubungi dokter Nonny, kondisi saya? Wahhh udah ngga tau lagi harus ngapain, mules les lesssss! Saya hanya bisa istigfar berkali-kali. Sambil menunggu dokter Nonny tiba dilakukan sekali lagi tes CTG dan hasilnyaaaaa detak jantung si janin melemah disaat kontraksi. Dokter Nonny pun memutuskan untuk dilakukan operasi secar malam itu juga dan beliau meminta izin saya dan suami melalui telepon genggam. Saya hanya pasrahhhhh, saya merasa tidak terima kenapa harus secar, campur aduk perasaan saya malam itu.
Mungkin sekitar pukul 00.30 dini hari saya dibawa ke dalam ruang operasi, sebelum masuk ke ruang operasi saya diberi kesempatan untuk bertemu suami saya, disitulah saya langsung lemah , takut, dan menangis kenapa harus operasi. Rasanya saya belum ikhlas namun demi keselamatan buah hati saya yang beberapa menit lagi akan datang ke dunia yang indah ini saya kuatkan diri saya, saya mencoba ikhlas dan pasrah kepada Allah. Semoga semua berjalan lancar.
Proses operasi dimulai, saya menggigil ngga karuan dan katanya tensi saya naik sehingga darahnya mengalir dengan sangat deras serta hampir saja saya harus transfusi darah, namun tidak perlu akhirnya. Selama operasi saya terus menggigil dan merasa pegal di bagian kaki, rasanya kesal sekali ingin menggerakan kaki untuk digeser sedikit tapi ngga bisa. Sudahlahhh mungkin ini yang namanya di bius lokal saat operasi. Tepat pukul 02.07 dini hari saya diminta oleh dokter untuk bersiap-siap serta dokter meminta izin saya untuk menekan perut saya lebih keras dan menahan rasa mual jika ada lalu Aluna terlahir menangis dengan kencangnya pada 24 Desember 2016 pukul 02.07 WIB.
Hanya berselang beberapa menit Aluna keluar dari rahim saya, perawat memberikan Aluna kesempatan untuk IMD sembari para dokter menjahit perut saya. Pada hari itu juga terlahir lah dua jiwa yang baru, jiwa dari seorang anak bayi yang terlahir di dunia dan juga jiwa dari seorang ibu baru yang telah berhasil melahirkan anak pertamanya.
Selamat terlahir di dunia Razka Aluna Pratama dan selamat ulang tahun nak, sebentar lagi.
Comments
Post a Comment