Sudahkah Anda Berkomunikasi Kepada Anak Dengan Benar?
Komunikasi merupakan sarana terpenting dalam hubungan anak dan orang tua, bagaimana jika komunikasi antara mereka tidak baik? anak tidak bisa mengutarakan apa yang dirasa dan orang tua tidak mengerti apa yang sedang diinginkan si anak. Komunikasi juga menjadi sebuah permasalahan yang berat diantara relasi anak dan orang tua. Banyak orang tua yang rajin mencari info atau mengikuti seminar-seminar parenting dan berpegang kuat pada teori-teori yang diberikan, namun ketika sampai di rumah semua runyam karena cepat terpancing emosinya terhadap tingkah anak sehingga sang anak menjadi tidak nyaman berkomunikasi dengan orang tuanya. Tempo hari saya mengikuti kajian Online bersama Bapak Ading sebagai Childhood Optimizer Trainer, beliau menjelaskan begitu detail bagaimana kesalahan para orang tua saat berkomunikasi pada anak-anaknya. Sungguh menarik bagi saya sebagai seorang ibu yang baru ber anak satu, banyak hal-hal yang ternyata selama ini sering juga saya lakukan dan hal itu benar saja salah. Kali ini saya ingin merangkum, hmmm tidak keseluruhan hanya beberapa poin saja yang ingin saya sampaikan yang sepertinya lazim dilakukan orang tua muda seperti saya.
Direct Melulu
Orang tua sering kali mendirect anaknya atau mengarahkan anaknya terus menerus. Meminta anaknya melakukan berbagai hal dan harus sesuai dengan perintah orang tuanya, bisa dibilang sebagai orang tua yang otoriter. Ketika anak balik bertanya atau membuat sebuah pernyataan maka orang tua menganggap bahwa anak tersebut membantah atau keras kepala. Hal ini kurang baik dalam perkembangan anak karena anak mengalami minus inisiatif. Anak tersebut terbiasa diarahkan sehingga ketika menghadapi masalah dia hanya pasif dan tidak bisa berfikir mencari solusinya.
Komunikasi Hanya Satu Arah
Ketika anak melakukan kesalahan sang anak terus diberondong berbagai pertanyaan oleh orang tuanya. Anak tidak dapat menjelaskan dulu satu persatu hal yang terjadi sehingga critical thingkingnya tidak terpakai.
Bernada Kelewat Tinggi di 5 Oktaf
Sering kali orang tua berbicara menggunakan nada yang terlalu tinggi kepada anak. Dia berharap sang anak akan patuh atau langsung manut dengan apa yang diperintah orang tuanya. Tentu, sang anak akan patuh atau langsung mengerjakan apa yang disuruh tapi ya hanya saat itu saja, saat dibentak. Jelas sekali sang anak merasa sangat tidak nyaman ketika dibentak dan nanti kalau orang tuanya pergi anak tersebut berperilaku 180 derajat berbalik arah melakukan apa-apa yang dilarang.
No Eye-Contact
Banyak orang tua yang berkomunikasi kepada anak dari jauh, dari balik kamar sambil tidur-tiduran meminta tolong untuk melakukan sesuatu hal. padahal sebaiknya ketika ingin menyampaikan pesan pada anak, dekatilah dan bertatap mata agar pesan nya benar-benar sampai. Jika pesan yang yang ingin disampaikan begitu penting tatap mata anak anda dari jarak 45cm.
Eye-Level Tidak Sama
Banyak orang tua yang berbicara pada anaknya yang masih kecil tidak menyamaratakan level matanya. Posisi orang tua berdiri dan si anak mendongak keatas mendengarkan orang tuanya berbicara. Ada pesan terselubung dari posisi berdiri orang tua dan anak ini, orang tua menjadi raja sementara anak adalah rakyat jelata, terlihat sekali derajatnya beda jauh. Jika hal ini sering terjadi maka anak bisa takut berkomunikasi dengan orang tuanya, saat ada masalah lebih baik dipendam. Sebaiknya ketika orang tua yang lebih tinggi daripada anaknya ingin dan menyampaikan sesuatu pesan jongkoklah menyesuaikan tinggi si anak, setarakan level mata anda dan si anak!
Ketika Diajak Berbicara Oleh Anak, Orang Tua Sering Menyambi Dengan Kegiatan Lain
Hal yang paling sering dilakukan orang tua adalah main HP atau memasak ketika anak mengajak bicara orang tuanya. Baiknya letakkan dulu HP nya atau stop dulu masak baru dengarkan apa yang dikatakan anak. Jika memang tidak memungkinkan stop masak karena takut gosong, minta sang anak menunggu sebentar sehingga antara orang tua dan anak dapat fokus berbicara. Oiya jangan lupa saling tatap mata ya.
Terlalu Banyak Bicara Saat Anak Menangis
Mohon untuk tidak melakukan hal ini ketika anak menangis, agar tangisan atau tantrumnya segera berhenti. Karena batang otaknya sedang dominan berfungsi dan memblokir fungsi otak lainnya, otak rasional. Tunggu tangisan anak mereda sebentar, jika sudah terlihat lebih tenang berilah air Mineral lalu ajaklah berbicara dengan baik-baik dari hati ke hati,
Tidak Menyelesaikan Masalah Dengan Menghindar, Membohongi atau Menakuti Anak
Sebagai contoh ketika anak menangis di area Mall atau tidak mau makan maka orang tua menakuti anak dengan "awas nanti ditangkap pak satpam karena kamu nangis terus", atau ketika jatuh tersandung meja maka meja lah yang disalahkan "nakal ya kamu meja". Sebaiknya ya tenangkan sang anak dengan cara lain yang lebih baik atau menenangkan sang anak yang terjatuh dan melihat kondisinya serta memintanya untuk lebih berhati-hati lain kali.
Orang Tua Marah dan Menyampaikan Kata-Kata Yang Tidak Baik
Saat marah orang tua mengeluarkan sumpah serapah dan membentak-bentak sehingga menyakiti hati sang anak. Contohnya "Kamu nakal sekali ya disuruh tidur bukannya tidur! rese ya jadi anak". Please kalimat-kalimat tersebut bisa menyakiti hati anak-anak, kalau kita yang digituin aja pasti ngga suka kan?
Orang Tua Selalu Mengkritik Anak
Ketika anak memainkan remot tv dan pura-pura itu adalah telepon maka orang tua mengomentari "kamu gimana sih itu kan remot bukan telepon", "Duhh kenapa hanya dapet nilai 8 bukan 9?" "kamu guntignya ngga rapih nih" padahal anak tersebut masih umur 3 tahun yang motorik kasar dan halusnya belum sempurna. Nahhh, mengapa yaa orang tua lebih banyak melihat anaknya dari sisi KURANG nya bukan dari sisi LEBIH nya atau mengapresiasi sisi lebihnya. Ayo coba kita perbaiki cara berfikir seperti ini agar tidak semkain banyak penerus bangsa yang selalu negative thinking.
Menakuti Anak Dengan Sesuatu Yang Tidak Masuk Akal
"Ayo cepat masuk kerumah sudah malam nanti ada hantu di luar" akhirnya ketika anak sudah paham apa itu hantu ketika hari mulai gelap dan orang tua memintanya untuk keluar rumah membeli gula di warung misal, si anak menolak dan takut karena kalau sudah malam di luar akan ada hantu. Hayooo bagaimana kalau sudah begitu?
Terkahir, Silahkan isi sendiri apa saja kesalahan-kesalahan kalian sebagai orang tua dalam berkomunikasi dengan anak? Selamat malam selamat meng
ntropeksi diri dalam berkomunikasi dengan anak kalian.
Direct Melulu
Orang tua sering kali mendirect anaknya atau mengarahkan anaknya terus menerus. Meminta anaknya melakukan berbagai hal dan harus sesuai dengan perintah orang tuanya, bisa dibilang sebagai orang tua yang otoriter. Ketika anak balik bertanya atau membuat sebuah pernyataan maka orang tua menganggap bahwa anak tersebut membantah atau keras kepala. Hal ini kurang baik dalam perkembangan anak karena anak mengalami minus inisiatif. Anak tersebut terbiasa diarahkan sehingga ketika menghadapi masalah dia hanya pasif dan tidak bisa berfikir mencari solusinya.
Komunikasi Hanya Satu Arah
Ketika anak melakukan kesalahan sang anak terus diberondong berbagai pertanyaan oleh orang tuanya. Anak tidak dapat menjelaskan dulu satu persatu hal yang terjadi sehingga critical thingkingnya tidak terpakai.
Bernada Kelewat Tinggi di 5 Oktaf
Sering kali orang tua berbicara menggunakan nada yang terlalu tinggi kepada anak. Dia berharap sang anak akan patuh atau langsung manut dengan apa yang diperintah orang tuanya. Tentu, sang anak akan patuh atau langsung mengerjakan apa yang disuruh tapi ya hanya saat itu saja, saat dibentak. Jelas sekali sang anak merasa sangat tidak nyaman ketika dibentak dan nanti kalau orang tuanya pergi anak tersebut berperilaku 180 derajat berbalik arah melakukan apa-apa yang dilarang.
No Eye-Contact
Banyak orang tua yang berkomunikasi kepada anak dari jauh, dari balik kamar sambil tidur-tiduran meminta tolong untuk melakukan sesuatu hal. padahal sebaiknya ketika ingin menyampaikan pesan pada anak, dekatilah dan bertatap mata agar pesan nya benar-benar sampai. Jika pesan yang yang ingin disampaikan begitu penting tatap mata anak anda dari jarak 45cm.
Eye-Level Tidak Sama
Banyak orang tua yang berbicara pada anaknya yang masih kecil tidak menyamaratakan level matanya. Posisi orang tua berdiri dan si anak mendongak keatas mendengarkan orang tuanya berbicara. Ada pesan terselubung dari posisi berdiri orang tua dan anak ini, orang tua menjadi raja sementara anak adalah rakyat jelata, terlihat sekali derajatnya beda jauh. Jika hal ini sering terjadi maka anak bisa takut berkomunikasi dengan orang tuanya, saat ada masalah lebih baik dipendam. Sebaiknya ketika orang tua yang lebih tinggi daripada anaknya ingin dan menyampaikan sesuatu pesan jongkoklah menyesuaikan tinggi si anak, setarakan level mata anda dan si anak!
Ketika Diajak Berbicara Oleh Anak, Orang Tua Sering Menyambi Dengan Kegiatan Lain
Hal yang paling sering dilakukan orang tua adalah main HP atau memasak ketika anak mengajak bicara orang tuanya. Baiknya letakkan dulu HP nya atau stop dulu masak baru dengarkan apa yang dikatakan anak. Jika memang tidak memungkinkan stop masak karena takut gosong, minta sang anak menunggu sebentar sehingga antara orang tua dan anak dapat fokus berbicara. Oiya jangan lupa saling tatap mata ya.
Terlalu Banyak Bicara Saat Anak Menangis
Mohon untuk tidak melakukan hal ini ketika anak menangis, agar tangisan atau tantrumnya segera berhenti. Karena batang otaknya sedang dominan berfungsi dan memblokir fungsi otak lainnya, otak rasional. Tunggu tangisan anak mereda sebentar, jika sudah terlihat lebih tenang berilah air Mineral lalu ajaklah berbicara dengan baik-baik dari hati ke hati,
Tidak Menyelesaikan Masalah Dengan Menghindar, Membohongi atau Menakuti Anak
Sebagai contoh ketika anak menangis di area Mall atau tidak mau makan maka orang tua menakuti anak dengan "awas nanti ditangkap pak satpam karena kamu nangis terus", atau ketika jatuh tersandung meja maka meja lah yang disalahkan "nakal ya kamu meja". Sebaiknya ya tenangkan sang anak dengan cara lain yang lebih baik atau menenangkan sang anak yang terjatuh dan melihat kondisinya serta memintanya untuk lebih berhati-hati lain kali.
Orang Tua Marah dan Menyampaikan Kata-Kata Yang Tidak Baik
Saat marah orang tua mengeluarkan sumpah serapah dan membentak-bentak sehingga menyakiti hati sang anak. Contohnya "Kamu nakal sekali ya disuruh tidur bukannya tidur! rese ya jadi anak". Please kalimat-kalimat tersebut bisa menyakiti hati anak-anak, kalau kita yang digituin aja pasti ngga suka kan?
Orang Tua Selalu Mengkritik Anak
Ketika anak memainkan remot tv dan pura-pura itu adalah telepon maka orang tua mengomentari "kamu gimana sih itu kan remot bukan telepon", "Duhh kenapa hanya dapet nilai 8 bukan 9?" "kamu guntignya ngga rapih nih" padahal anak tersebut masih umur 3 tahun yang motorik kasar dan halusnya belum sempurna. Nahhh, mengapa yaa orang tua lebih banyak melihat anaknya dari sisi KURANG nya bukan dari sisi LEBIH nya atau mengapresiasi sisi lebihnya. Ayo coba kita perbaiki cara berfikir seperti ini agar tidak semkain banyak penerus bangsa yang selalu negative thinking.
Menakuti Anak Dengan Sesuatu Yang Tidak Masuk Akal
"Ayo cepat masuk kerumah sudah malam nanti ada hantu di luar" akhirnya ketika anak sudah paham apa itu hantu ketika hari mulai gelap dan orang tua memintanya untuk keluar rumah membeli gula di warung misal, si anak menolak dan takut karena kalau sudah malam di luar akan ada hantu. Hayooo bagaimana kalau sudah begitu?
Terkahir, Silahkan isi sendiri apa saja kesalahan-kesalahan kalian sebagai orang tua dalam berkomunikasi dengan anak? Selamat malam selamat meng
ntropeksi diri dalam berkomunikasi dengan anak kalian.
Comments
Post a Comment